Senin, 14 Maret 2011

Wujudkan Mimpimu Anak Jalanan

feb 2011 | frans ari prasetyo

Teather anak jalanan (by frankazoid)
"Wujudkan Mimpimu", begitulah judul yang terpampang dalam sebuah bentuk pertunjukan teather berskala internasional dari anak perempuan yang hidup dijalanan. Ini merupakan cerita tentang anak jalanan yang tidak bisa bermimpi secara bebas, tentang mimpi yang mendambakan kehidupan lebih baik dari yang mereka jalani sekarang ini. Masa kecil mereka , yang seharusnya menjadi tonggak perwujudan mimpi mereka nantinya malah terenggut oleh kerasnya kehidupan jalanan.

Dalam pementasan teather ini, adalah tokoh Bintang yang hidup sebagai anak jalanan merasa sangat takut untuk bermimpi. Dia merasa takut apabila bermimpi dia tidak  bisa mewujudkan mimpinya karena harus berjuang untuk bertahan hidup dijalanan, akhirnya dia meninggalkan mimpinya untuk menjalani hidup yang realistis dihadapannya sebagai seorang anak jalanan.

Bintang tidak sendiri, dia hanya salah satu potret dari sekian banyak potret kehidupan anak jalanan di Indonesia. Dalam pikirannya adalah bagaimana caranya agar setiap hari dapat mengisi perutnya dengan makanan tanpa memikirkan mau jadi apa nantinya apabila sudah dewasa. Memang sangat naif bila menyudutkan posisi anak jalanan dengan sigma seperti itu, buktinya anak-anak yang bukan hidup dijalan pun tidak memikirkan akan jadi apa kelak dia kalau sudah dewasa, tapi setidaknya mereka memiliki arahan hidup yang sudah dibuat oleh orangtuanya minimal dengan sekolah dan fasilitas tang mendukung dia untuk berkembang, berfantasi dan bermimpi tentang masa depan. lalu bagaimana dengan anak-anak dijalanan, mereka sudah dikondisikan untuk melakukan hal-hal yang orang dewasa lakukan, seperti mencari uang untuk kehidupannya, jangankan sekolah bisa makan dan tidur nyaman pun mereka sudah merasa cukup. Dari hal diatas, sebenarnya anak jalanan juga memilki potensi yang sama bahkan jauh lebih besar jika bisa dikontrol dan diarahkan, karena mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sangat keras. Mereka sangat berani dan kuat, mereka hanya ingin diperhatikan dan diperlakukan selayaknya anak-anak oleh negara ini untuk bisa bermimpi dan menentukan masa depannya yang lebih baik.

Dalam menemukan jati dirinya, khususnya anak perempuan maka apa yang dikisahkan diatas dipentaskan secara teater musikal oleh anak-anak yang di bimbing dan diprakarsai oleh Ubuntu Teather Organization,Yayasan Bahtera dan Mainteather. Ini merupakan kolaborasi dari kerjasama yang dibentuk oleh mereka dalam melakukan kerjasama seni budaya berupa teather, seni tari, seni suara dan seni gambar yang terangkum dalam pertunjukan ini yang kali ini berlangsung  diCommonrooms setelah sebelumnya mengadakan pertunjukan di tiga tempat berbeda, antara lainm di SDN Sukaraja, Studio Rosid dan di Gedung Indonesia Menggugat. 

Pertunjukan teather anak jalanan ini sebagai manifesto dari betapa seni teater anak diterlantarkan oleh negara ini padahal dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Sedangkan dalam Konvensi hak-hak anak (KHA) yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden no.36 tahun 1990. Disana disebutkan dalam pasal 5 bahwa keluarga bertanggung jawab mengasuh dan membimbing anak-anaknya dan pasal 19 menyebutkan bahwa anak memilki hak perlindungan dari segala bentuk kekerasan fisik, seksual, mental,eksploitasi dan pengabaian dan penelantaran baik ketika anak diasuh oleh orang tua kandung, orang tua anggkat/wali maupun di panti asuhan. Di pasal 18 menyatakan kewajiban negara membantu keluarga yang tidak mampu menjalankan tanggung jawabnya mengasuh anak melalui berbagai program pendidikan bagi orang tua tentang mekanisme pola pengasuhan anak, konseling keluarga,bantuan bagi keluarga miskin. Pertunjukan ini juga sebagai langkah nyata dalam perwujudan salah satu pasal dalam KHA , yaitu pasal 31 dimana setiap anak, tidak terkecuali anak jalanan mempunyai hak untuk menikmati seni budaya, waktu luang, istirahat dan rekreasi. Melalui kegiatan seni budaya ini anak-anak jalanan mempunyai peluang untuk mengembangkan bakat, kepribadian , keterampilan sosial dan personalnya yang diharapkan menjadi bekal awal untuk menapak asa pada kehidupan dimasa depan.Mengingat tentang pasal-pasal diatas, seharusnya negara ini sangat serius dalam mengatasi permasalahan ini. 

Munculnya anak-anak jalanan di berbagai kota diIndonesia menandakan gagalnya keluarga dalam menjalankan perannya untuk bertanggung jawab untuk mengasuh dan memelihara anak-anaknya dan juaga merupakan kegagalan sebuah negara dalam mengemban amanah rakyat dan konstitusi. Anak jalanan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena melibatkan banyak sektor yang tidak bisa hanya dikelola oleh sebuah instansi pemerintah,disini banyak departemen atau instansi yang memiliki peranan penting untuk mengatasi anak jalanan ini, contohnya departemen pendidikan, departemen sosial dan lainnya. Ini dibutuhkan komitmen besar dari negara ini yang dipimpin langsung oleh Presidennya dan semua perangkat aparatur negara ditingkat pusat maupun di tingkat daerah. Bila ini terwujud, minimal negara ini bisa mengurangi tingkat kemiskinan warganya dan memberikan sebuah harapan untuk masa depan yang lebih baik, karena masa depan sebuah negara bergantung dari anak-anaknya tidak terkecuali anak jalanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar