Senin, 14 Maret 2011

JAZZ dan Pencitraan

July 2010 | frans ari prasetyo
Syahrini dalam pembukaan pameran  foto Jazz&Pencitraan (frankazoid)
Syahrini dalam pembukaan pameran  foto Jazz&Pencitraan (frankazoid)
Membaca sejarah kehadiran musik jazz di dunia, tentunya akan menemukan rentetan cerita baik bersifat oralis, textual maupun visual dari para pelakunya dan segenap atribut pendukungnya, seperti penulis, fotographer, sound engineering, crew dan lain-lain. Begitu pun yang terjadi di Indonesia, tentunya sebagai musik serapan, jazz memiliki ruang yang tersendiri boleh dikatakan memiliki eksklusivitasnya sendiri. Hal ini sangat wajar karena awalnya menyusupnya jazz keIndonesia hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu, itu yang membuat jazz kurang begitu populer di Indonesia.

Rentetan cerita tersebut akan menjadi catatan historis yang ingin MIa Damayanti bangun dengan karya-karya foto dokumentasinya tentu saja tentang Jazz di Indonesia khususnya di Bandung. Selama satu tahun terakhir Mia menggunakan sisi visual fotografi dalam memetakan orang-orang yang aktiv dalam menggeluti musik jazz ini. 

Foto-foto yang ditampilkan memiliki kecenderungan foto panggung dimana para musisi sedang menunjukan aksi performancenya di hadapan audiencenya. Dalam sebuah pameran tunggal sangat wajar bila ini menjadi satu kaitan tema maupun satu kaitan visual.

Dengan tajuk Jazz : Poster & Post It, merupakan sebuah upaya Mia bersama Klab Jazz untuk membangun dan menambah infrastuktur pemahaman publik mengenai musik jazz, pelaku dan atributnya secara visula fotografi. Bekerja sama potluck yang menyediakan akses tempat berlangsungnya pameran ini dan Yonas sebagai partner pembuatan cetak fisik dari visual yang ditampilkan serta Air photografi yang secara konsisten menjadi salah satu elemen yang progresif menangani fotografi khususnya diBandung. Ditambah beragam media radio seperti Radio Sky, KLCBS, Mara dan Rase yang mendukung terselenggaranya pameran ini, keberadaan radio ini sangat penting , karena bahasa musik jazz khususnya tidak bisa dilepaskan dari peran-peran radio diatas, secara mereka memilikiprogram memutar lagu-lagu beraromakan Jazz.

Pameran yang diawali oleh oblolan santai yang di gagas oleh Nikman sebagai penggiat di Klab Jazz dan Galih Sedayu sebagai penggiat photografi, menariknya terdapat sosok Syahrani sebagai salah satu penyanyi Indonesia yang sudah identik dengan aroma jazz. Obrolan yang diikuti oleh sekitar 20 orangan itu berlangsung santai dan tik-tok saling menanggapi karya yang disajikan maupun berbagi pengalaman diaspek fotografi. 
Obrolan yang ditutup dengan penampilan duet antara Syahrani dengan Imelda Rosalin dan selanjutnya menjadi area 4peniti untuk unjuk gigi membuat atmosfer Jazz di Potluck semakin kental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar