Sabtu, 12 Maret 2011

Anjing Api

March 2010 | frans ari prasetyo

anjing api exhibition (by frankazoid)
Tisna sanjaya dalam pembukaan Anjing Api (by frankazoid)


Pameran kali ini mencoba memamerkan karyanya secara tunggal di Mediterazia Cafe dengan kurator Hawe Setiawan dan Adi Gembel bertajuk "Anjing Api". Pameran yang dibuka oleh Tisna Sanjaya dan dimeriahkan oleh performance art dari Christiane Obermayr, artist dari Jerman dan Karinding Attack sebagai apresiator dengan konten lokal.

Apa yang disajikan oleh Agung Jek, boleh dikatakan sebagai sebuah "passion" yang selama ini diyakini olehnya dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Ketertarikannya pada musik 'underground" membawanya kepada teknis kekaryaan yang sering dilakukan oleh komunitas underground dalam menyuarakan aktivitasnya, seperti proses fotokopi yang biasa disebut xerox art.

Ketika wilayah musik bersinggungan dengan wilayah seni, maka 'wajah' dari musik itu sendiri memiliki kemiripan dapat terlihat dari bentuk-bentuk imajinatif yang ditawarkan sebagai budaya perlawanan terhadap carut marutnya realitas sosial ditatanan republik ini.Anjing api merupakan luapan kemarahan dari sebuah mahluk yang sejatinya dapat menjadi penurut atau jadi liar. Sifat buruk manusia coba diangkat disini dengan keliarannya yang tidak dapat dideteksi melalui kasat mata coba dimunculkan oleh Agung Jek melalui simbol dan penampakan visual dalam bentuk yang menyeramkan, seperti gigi taring, sorot mata menyeramkan merupakan representasi dari realitas yang coba diungkap dalam bentukan eksplorasi radikal dalam Anjing Api ini. 

Bentuk absurditas kehidupan di negeri ini merupakan kajian sosial yang disindirkan dalam Anjing Api ini dalam kehidupan sehari-hari yang umumnya dilalui oleh mayoritas masyarakatnya. Potret kesuraman,menyeramkan dan kemarahan tertuang di pamaran ini, tetapi dengan 'packaging' yang terlihat tergesa dan tidak maksimal membuat pesan yang disampaikan hanya sekedar sajian visual curhatan sang seniman. Kurang cairnya ide/pesan yang digulirkan sehingga audiens hanya menyimpan catatan ini dalam kemampuan daya ingatnya saja tanpa ada nilai cultural yang seharusnya digulirkan oleh sang seniman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar