Senin, 14 Maret 2011

residensi mark salvatus

des 2010 | frans ari prasetyo

mark salvatus in babakan asih 

Mark Salvatus kali ini menjadikan kota Bandung sebagai bagian dari project residensinya. Project yang diinisiasi oleh Asia Network yang bekerjasama dengan Ateneo Art Gallery menghubungkan posisi seniman yang tinggal di Manila-Philipina untuk berkolaborasi dengan seniman yang berada di Bandung-Indonesia. 

Common Rooms yang menjadi fasilitator untuk Mark berkorespondensi dengan para seniman muda di Bandung yang kemudian diharapkan akan terjadi diskusi, kolaborasi dan pameran bersama antar kedia negara ini domanfaatkan secara baik untuk membuka link dan koneksi dalam project residensinya kali ini.

Mark yang dikenal sebagai seniman urban di manila, mencoba membawa partisipasi aktif antar individu untuk berperan aktif dalam projectnya kali ini. Project yang diusung oleh Mark kali ini tentang Underground Artist yang lebih fokus berkaitan dengan seni Grafity atau stensil. Kolaborasi ini diwujudkannya dengan cara berkarya bersama kolektif grafity "mapan dan komersial" yang sudah cukup terkenal diBandung. Mereka akhirnya nge-"bomb" (istilah untuk seorang/kolektif grafity/stensil dalam berkarya) di dinding-dinding rumah penduduk dikawasan padat penduduk didaerah babakan asih. Tempat ini dipilih berdasarkan kedekatan antara commonrooms dan komunitas masyarakatnya disana. Sebelumnya 

Hal ini yang sangat disanyangkan, kenapa mark tidak berkolaborasi dengan seniman grafity atau stensil yang sering beraktivitas secara underground sesuai dengan tujuan awalnya mengadakan residensi di Bandung. Ada beberapa seniman grafity atau stensil yang merangkap sebagai aktivis sosial yang secara kekaryaan sudah pasti berkarya secara Underground dan karyanya berbau kritik sosial yang menjadi flatform nyata dalam pergerakan aktivisme secara underground.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar