Rabu, 09 Maret 2011

SUKLU di CCF Bandung

feb 2010 | frans ari prasetyo

Pembukaan pameran Jejak di CCF (by frankazoid)
Tema instalasi JEJAK ini merupakan jejak perjalanan dari banyak tempat yang telah tersambangi oleh  I wayan Sujana Suklu, mulai dari Bali, bandung, Singopore, Bangladesh, Australia sampai ke pulau Madagaskar, maka sekarang ia menjejakan karyanya di CCF bandung, seperti yang biasa diucapkanya tentang (jejak) kehidupan dimana dimulai dengan pagi,siang lalu ke malam. 

Pameran instalasi Bambu yang sebelumnya telah dilakukan di Bali dicoba untuk ditayangkan di bandung untuk melihat respon publik Bandung khususnya. Kenapa bambu ? sekali lagi memang tak bisa dipungkiri bahwa Bambu merupakan bagian dari hidupnya,  kaya Suklu, karena saya seorang anak petani yang tinggal di daerah pertanian klungkung bali dan Bambu dapat merepresentasikan keadaan itu terlebih lagi bambu sering digunakan dalam adat upacara di Bali, maka lengkaplah sudah keintiman bambu dengan pribadi Suklu.

Instalasi bambu Suklu kali ini memang disesuaikan dengan tempatnya,CCF Bandung. Dengan tidak menyebutkan bahwa karyanya kali ini cenderung  kompromis terhadap ruang yang ada , karena wajar sebelumnya instalasi ini dipamerkan di lepas pantai yang luas. Terlepas dari itu suklu mampu mentransformasikan instalasinya kali ini untuk bersinergi dengan ruang CCF (yang berupa halaman parkir dengan  cafe disampingnya) memberikan harmonisasi yang adaptif diantara keduanya. Betapa tidak bambu-bambu ini bertransformasi menjadi sebuah mebel yang fungsional tetapi memiliki nilai estetika berlebih dan cenderung misterius.

Instalasi yang ditempatkan di area publik ini, pada waktu pembukaannya langsung mendapat respon berupa performance dari I nyoman Sura  yang menampilkan karya "menguak waktu" yang berkolaborasi dengan penari kontemporer Lena Guslina dan diiringi oleh suara bunyi-bunyian yang  keluar dari karinding,suling dan ketukan bambu yang diperagakan oleh Yudi arab dan Deden Bulenk. Dibantu oleh cahaya obor dan setting alam setelah  hujan membuat gerakan Sura dan Lena berbalut suara-suara tadi dan setting alam yang membuat atmosfer pembukaan pameran ini tak ayalnya seperti ritual mistis , jauh tapi dekat, misterius tapi nyata, kontra tapi harmoni. sebuah karya inspiratif ditengah minimnya kesadaran tradisi yang terus tergerus oleh hegemoni kelayakan.


(berhutang dari katalog pameran)

Respon karya oleh lena terhadap karya suklu (by frankazoid)
Respon karya oleh nyoman sura terhadap karya suklu (by frankazoid)
Respon karya oleh nyoman sura terhadap karya suklu (by frankazoid)
Respon karya oleh nyoman sura terhadap karya suklu (by frankazoid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar