Selasa, 15 Maret 2011

Heritage Award 2011

Feb 2011 | frans ari prasetyo

Heritage Award 2011 by frankazoid
Bandung, tidak akan pernah berhenti membicarakan kota yang satu ini. Mulai dari lokasinya yang menyimpan kesejukan alam yang indah walaupun sekarang sudah mulai berkurang. Ada berbagai macam wisata laiinya yang membuat kota ini begitu punya nilai sosial budaya yang kental. Mulia dari wisata fashion, kuliner,hiburan, wisata alam yang diperkuat oleh keramahtamahan masyarakatnya membuat kota ini menjadi trend setter untuk kota-kota lainnya di Indonesia. selain itu juga bandung menyimpan anugrah sebagai kota yang menyediakan sarana pendidikan terbaik di negeri ini. Maka tidak salah kalau pada jaman kolonial dulu , Bandung dijadikan lokasi untuk liburan, menempuh pendidikan dan aktivitas sosial budaya lainnya yang dilakukan oleh para petinggi pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.

Akibatnya Bandung kemudian sangat terkenal diseantero jagad yang kemudian dibandingkan dengan suasana kota Paris di Eropa sehingga Bandung kemudian dikenal dengan sebutan Pariz van java (paris dari Jawa). Kemunculan kota ini menjadi kota yang bernuansa eropa membuat infrastuktur yang terbentuk didalamnya secara cultural mengalami penambahan yang signifikant. Hal ini ditandai dengan banyaknya bangunan atau gedung berarsitektur dengan gaya kolonial ada dikota ini, mulai dari gedung pemerintahan, sekolah, pertokoan, rumah pribadi sampai gedung pertunjukan film dan teather.

Adalah Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung atau yang dikenal dengan bandung Heritage yang didirikan pada tahun 1987 oleh sekelompok orang yang bertekad untuk melestarikan bangunan atau gedung-gedung dibekas peninggalan kolonial yang berada di Kota Bandung Ini. sampai saat ini telah bergabung sebanyak 500 anggota dengan beragan latar belakang dan profesi sebagai partisipan dan simpatisan dari Paguyuban ini. Paguyuban ini percaya bahwa indentitas kota Bandung yang diperoleh dari buadayanya yang khas dan akulturasi budaya yang dinamis dengan budaya asing adalah aset yang paling penting bagi keberadaan kota tersebut sebagai sebuah ruang sosial budaya.

Dalam kesempatan kali ini, Bandung Heritage yang bertempat diarea Departemen Pariwisata provinsi Jawa Barat menyelenggarakan sebuah kegiatan rutin tahunan disetiap Bulan Februari yang kebetulan bertepatan dengan hari jadinya yang ke 24 tahun pada tanggal 15 Februari dan juga untuk mendukung perayaan kota Bandung yang ke 200 tahun. Acara ini bertajuk Heritage Award yang merupakan penganugrahan kepada instansi atau perorangan yang sampai saat ini masih tetap menjaga kelestarian Infrastuktur bekas jaman kolonial dulu dan masih digunakan sampai sekarang terutama bangunan-bangunan arsitekturnya.Sebanyak 25 gedung yang kali ini mendapatkan Heritage Award berdasarkan penilaian para anggota paguyuban ini. Yang berkesampatan mendapatkan anugrah ini dari pihak instansi atau perkantoran salah satunya adalah Makodam III siliwangi, Bank BTPN, Grand Hotel Preanger, PT Biofarma dan lain-lain. Sedangkan yang mendapatkan award ini secara perseorangan adalah Rumah Tinggal bpk. Mashudi dan bapak Dr.Koestedjo yang keduanya berada dijalan Ir.H Juanda (dago).

Acara yang berlangsung di Gedung Indonesia Menggugat ini, selain penganugrahan penghargaan diatas dilengkapi juga dengan pameran fotagrafi tentang gedung-gedung yang dianggap mempunyai nilai heritage dan juga pameran sketsa drawing tentang gedung-gedung tersebut. Namun ada yang kurang dalam merespon issue yang berkaitan dengan heritage, harus ada kajian yang lebih komprehensif tentang pengangkatan image sebuah gedung yang masuk dalam kategori Heritahe tadi. Contohnya tidak semuanya harus yang bernilai kolonial , tapi harus juga bernilai sosio-cultural yang membentuk karakter kota itu sendiri dimasa sekarang ini.

Contohnya gedung olah raga (GOR) Saparua, gedung ini tidak ada yang memperhatikannya padahal gedung ini memiliki nilai sosio-cultural yang dalam bagi kota bandung. Gedung ini merupakan gedung olah raga tertua dikota ini yang memberikan kontribusi kultural bagi kota Bandung. Bagaimana tidak gedung ini merupakan simbol dari pergerakan musik underground di Bandung di era 90an. Cikal bakal berkembangnya industri musik indie , industri fashion dan industri kreatif lainnya yang berkaitan dengan trend anak muda tidak bisa dilepaskan dari kontribusinya GOR saparua ini. Disinilah konser-konser musik underground yang merupakan representasi gerakan anak muda pada masa itu sering diselenggarakan pada tahun 90an sampai awal 2000an. 

sayang sekali pemerintah Bandung kurang sensitif melihat gedung ini dan sampai sekarang dibiarkan tidak terurus dan tidak bisa lagi digunakan untuk event-event yang mendatangkan massa yang banyak sesuai kapasitasnya, sekarang gedung ini hanya dijadikan tempat olahraga volley ball yang dilakukan oleh club-club atau perkumpulan amatir maupun profesional dan dari sinilah pengurus gedung mendapatkan dana operasional untuk memelihara GOR saparua ini. 

Itu merupakan salah satu contoh, ada contoh lain lagi dengan kasus yang berbeda. Misalnya pengambilalihan fungsi gedung-gedung kolonial disepanjang jalan Ir.H Juanda (dago) untuk dijadikan wilayah komersial berupa cafe atau factory outlet dengan mengubah struktur bangunan dan arsitekturnya. Hal ini sangat disayangkan, kalau memang kepentingan kapital dirasa lebih menguntungkan tidak apa-apa tapi jangan juga menyingkirkan kepentingan historis dan sosial budayanya. Sebenarnya hal ini bisa dibicarakan untuk mendapatkan win-win sollution kalau ada keinginan membuat Bandung tetap menjadi salah satu kota dengan bangunan arsitektur kolonial terbanyak didunia.

Contoh diatas seharusnya menjadi trigger untuk bandung Haritage untuk berperan lebih aktif dalam dalam melakukan pemetaaan tentang gedung-gedung yang dikategorikan dalam wilayah Heritage tadi dan juga sebagai oposisi dalam memonitor dan juga sebagai partner bagi pemerintah dalam menentukan kebijakannya dalam menjaga gedung-gedung ini tetap lestari.

Semoga.............

Heritage Award 2011 by frankazoid
Heritage Award 2011 by frankazoid
Heritage Award 2011 by frankazoid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar